Pakar Bongkar Penyebab Kekalahan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Timses yang Blunder Jadi Sorotan

Jakarta, VIVA – KPU DKI Jakarta secara resmi mengumumkan hasil rekapitulasi suara Pilkada Jakarta 2024 dalam rapat pleno yang digelar di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Minggu 8 Desember 2024.

Pasangan Pramono Anung-Rano Karno keluar sebagai pemenang dengan perolehan 2.183.239 suara, mengalahkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang berada di posisi kedua dengan 1.718.160 suara. Adapun pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana berada di urutan ketiga dengan 459.230 suara.

Kekalahan Ridwan Kamil-Suswono menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya, yang memberikan analisis mendalam terkait hasil ini.

Yunarto atau yang akrab disapa Toto, menilai strategi politik Pramono Anung-Rano Karno berhasil menyatukan dua kekuatan besar di Jakarta, yakni pendukung Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Menurut Toto, Pramono-Rano mampu merangkul Ahokers dan Anak Abah, sebutan bagi pendukung Ahok dan Anies Baswedan, sehingga menciptakan narasi persatuan.

“Pram berusaha untuk menyatukan dan merangkul kekuatan-kekuatan besar yang ada. Ahokers tetap mendukung dan hadir di kampanye akbar, Anak Abah tidak marah, sehingga menjadi kekuatan tersendiri,” kata Toto dalam wawancara yang dikutip dari Youtube TV One News.

Strategi ini berbeda dengan kubu Ridwan Kamil-Suswono, yang menurut Toto terjebak dalam logika politik pecah belah. Narasi yang dimainkan oleh politikus Gerindra, Maruarar Sirait, dianggap menjadi blunder besar.

“Maruarar saking semangatnya membuat logika dikotomi bahwa dukungan Anies membangkitkan macan tidur. Ketika Anies ikut mendukung, pemilih minoritas bisa kabur. Itu narasi memecah belah,” jelas Toto.

Toto juga menyoroti kesalahan Maruarar yang tidak belajar dari kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Prabowo berhasil membangun narasi rekonsiliasi, sementara kubu Ridwan Kamil-Suswono justru menciptakan pengkotakan pemilih yang melemahkan dukungan mereka.

Sementara itu, Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia, Profesor Ibnu Hamad, mengungkapkan bahwa kekalahan Ridwan Kamil-Suswono tidak sepenuhnya disebabkan oleh mesin partai. Menurutnya, faktor ketokohan menjadi penyebab utama.

“Pasangan Pramono Anung-Rano Karno lebih dekat dengan Jakarta. Sementara kubu RK-Suswono walaupun didukung partai besar, faktor ketokohan mereka belum begitu mengakar,” jelas Ibnu.

Ibnu juga menilai bahwa keputusan politik Anies Baswedan dan Ahok dalam mendukung Pramono-Rano sangat mempengaruhi hasil Pilkada Jakarta.

“Saat Anies Baswedan memilih mendukung Pramono-Rano, pengikutnya langsung mengikutinya. Begitu pula dengan pendukung Ahok,” tambah Ibnu.

 

Oleh : Ainuni Rahmita, Zaky Al-Yamani
Foto : VIVA.co.id/Yeni Lestari
Sumber : VIVA.co.id

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *